SEARCH

About Us

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in quam. Etiam augue pede, molestie eget, rhoncus at, convallis ut, eros. Aliquam pharetra. Nulla in tellus eget odio sagittis blandit. Maecenas at nisl. Nullam lorem mi, eleifend a, fringilla vel, semper at, ligula. Mauris eu wisi. Ut ante dui, aliquet nec, congue non, accumsan sit amet, lectus. Mauris et mauris. Duis sed massa id mauris pretium venenatis. Suspendisse cursus velit vel ligula. Mauris elit.....read more

Sabtu, 11 Juni 2011

Bertahan Ditengah Badai


Di sudut itu kuberdiri menatap senja yang kian meredupkan terangku
Matahari kian menjauh dariku, serasa gelap kian menghimpit segala dukaku
Ceria ini, sakit ini telah kurasakan semua, semua yang kumiliki saat tak peduli
Tak Peduli akan sesuatu yang terbaring dingin di sudut itu, hanya menatap tak menyentuh
Melihat tapi tak merasa dan merasa tapi tak bergeming, hanya diam dan berkicau

Kumengerti kini, mengerti akan semuanya, disaat aku lemah tiada yang perduli
Aku tak mengira bulan jatuh dari langitku dan burung terbang tanpa sayapnya
Aku hanya ingin sedikit rasa, rasa yang membuatku terselimuti oleh hangatnya cinta
Cinta yang bisa memberikan kekuatan untuk tetap bisa bertahan
walaupun kutahu akhirnya

Kalianlah matahariku, kalianlah harapanku, harapan untuk tetap bertahan dalam perihku
Perih yang tak bisa kalian rasakan, perih yang hanya bisa kupikul sendiri
Hampir aku tak kuat,  lemah menahan semuanya

Perasaan ini, jiwa dan raga ini hanya tipu semata
Kucoba bersembunyi di semaknya belukar tapi sia sia aku tak mampu
Apakah Penguasa tahu? Apakah penguasa tega melihatku seperti ini?

Tuhan
Tolong buatkan pelangi untukku
Aku akan bersinar diantara warnya

Hingga mereka tahu aku akan aman disisimu
Dan mereka tahu betapa berharganya aku
Dan jika aku mati muda
Tolong baringkan aku di ranjang yang penuh dengan bunga mawar indah
Dan hanyutku ragaku di sungai yang suci

Hanya satu inginku sebelum semuanya terjadi
Aku hanya ingin dimengerti, dan aku akan tetap bangun
Meskipun badai ini semakin mendesakku
Aku yakin senja itu tak akan menguburku di gelapnya malam…


Mdn.25.02.2014 at 11.35 Pm
Ahmad syahputra parinduri

Sabtu, 07 Mei 2011

Di Bayang Cinta Pria

Adakah lebih bening dari suara hati kita? Di Kala ia menegur kita tanpa suara yang lebih jujur dari hati nurani, disaat ia menyadarkan kita tanpa kata–kata dan adakah yang lebih tajam dari mata hati? Ketika ia menghentakkan kita dari kealfaan yang terkadang selalu membuat kesalahan.

Resapilah sebuah perkenalan. Karena disitu ada sebait kenangan. Hargailah sebuah pertemuan, karena disitu ada segaris kerinduan. Dan syukurilah persahabatan, karena itu mempererat tali sihlaturahmi sesama insan "Cinta itu rahasia Tuhan”. Manusia tidak pernah tahu kapan datangnya cinta dan kapan perginya cinta.Tapi dengan cinta bisa  mendewasakan kita dalam  memilih  apa  yang  saat ini kita ingini.  Cinta sejati walau kita usir tak akan pergi"

Rasa penasaran yang kian menghujam  rasa keingintahuan yang kian menajam dan  rasa cinta yang kian merasuk  tak mampu    terbendung  lagi oleh apapun  itu.  Semakin ku rasa dalam  diri  semakin bertanya dalam hati kenapa aku ? ada apa dengan diriku ?

Pertama rasa  yang  kubawa  biasa  saja,  terasa  hati kosong  tiada ruang  yang  terisi oleh cinta.  Ketika kau datang,  ketika kau menyapa dan ketika kau  hadir di hadapanku,  aku merasa ada yang tak wajar  dalam diriku,  kenapa aku?

Jalanku dan jalanmu berbeda, usia kita juga berbeda jauh Aku tak mau jatuh  untuk kedua kalinya di lubang yang sama.  Tapi hatiku tak bisa kubohongi, sebenarnya masih ada keraguan yang  tak bisa pergi walaupun aku sudah berusaha untuk mengusirnya. Semakin aku memikirkanmu maka semakin sulit pula aku melupakan dirimu.

Aku Dita, aku pernah menjalani biduk rumah tangga dengan seorang lelaki yang saat itu aku sayangi dan aku kagumi, semua raga dan jiwaku kuberikan padanya. Perjalanan cinta kami singkat. Bahkan ketika kami selesai merayakan hajatan pernikahan kami berdua, dia pergi meninggalkanku entah kemana. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat buatku dan keluargaku, meminta maaf atas kekhilafan yang dia lakukan. Aku hanya terdiam saat itu dan tak dapat berkata apapun. Baru saja aku terbangun dari tidurku dan berharap ini adalah hari dimana aku dapat menjalani hidup yang sesungguhnya berdua mengarungi samudera luas ini ternyata semua hanya mimpi belaka. Aku tak sanggup tuk memikirkannya lebih dalam, aku hanya dapat berdoa semoga ia kembali kepadaku dan aku akan menunggunya sampai dia kembali.

Hari hariku diisi dengan kehampaan, ibu dan ayahku hanya bisa melihat anaknya dalam kesepian dan kesunyian. Tak tampak diwajah mereka sedikit raut bahagia, sampai mereka jatuh sakit hanya karena memikirkanku. Tapi aku tak bisa begini terus aku harus bangkit dalam keterpurukan, aku harus bangun dari tidurku yang tak kusadari telah 2 bulan semenjak kepergian dia. Aku tak mau orang disekililingku merasa sedih dan bersalah atas kejadian ini.  Tapi aku tetap menunggu dia sampai akhirnya dia kembali kepadaku. Aku percaya, karena hatiku berkata bahwa cintaku akan kembali.

Aku sadar aku telah hamil 5 bulan, aku tak mau menyakiti bayi yang ada didalam kandunganku. Aku harus merawat calon bayiku dan membesarkan anakku walaupun tanpa seorang bapak dan aku siap. Sejak kepergian dia aku terus saja melihat hpku dan mengecek apakah ada telepon masuk dari dia ataukah hanya sekedar pesan singkat yang memberitahukan keberadaan dia dimana dan bagaimana kabarnya tapi tetap saja tak ada. Berulang kali semenjak kepergiannya aku mencoba menelepon akan tetapi nomornya sudah tidak  aktif  lagi.

Malam itu tiba tiba hpku berdering, dan aku tak mendengarnya aku telah terlelap dalam tidurku. Keesokan paginya aku melihat dilayar hpku ada panggilan tak terjawab sebanyak 25 kali  dan ada pesan sebanyak 3 pesan. Aku tak ada firasat sedikitpun mengenai dia. Kemudian aku membuka pesan singkat yang terhampar di hpku.

Pesan 1 : “ Dit, maafkan aku maafkan atas kesalahanku, maafkan atas kebodohanku, kebodohan yang telah meninggalkanmu dan menelantarkanmu. Dit apakah aku masih kau anggap sebagai suamimu? Tolong mengerti dit, aku punya penjelasan tentang semua ini. Please angkat teleponku dit...”
pesan 2 : “ Aku melalukan semua ini karena aku mencintaimu dit... selama ini aku pergi keluar kota dan mencari pekerjaan. Semua ini untukmu dan untuk calon anak kita dit, percayalah dit aku tidak berbohong, semua ini jujur adanya....aku mencintaimu dit lebih dari apapun.....”
pesan 3 :  “ Apakah kau masih menjaga calon bayi kita  dit? Jangan kau buang dit....dit tolong angkat teleponku, aku sudah putus asa. Aku ingin kembali kepadamu dan aku ingin mengabdikan sepenuhnya hidupku demimu dan anak kita kelak dit....tolong dit, apakah kau masih menganggap aku sebagai suamimu dit...? maafkan aku dit....maafkan...kutunggu kabar darimu.”

Aku hanya terdiam terpaku serasa tak percaya ini sms dari Andi suamiku yang meninggalkanku. Ternyata dia masih mengingatku dan masih mengharapkan bayi yang aku kandung. Tanpa sadar air mata terus mengalir  tiada henti, satu sisi aku masih mencintai dan mengharapkan dia kembali, disisi lain aku kecewa mengapa dia melakukan semua ini dan menelantarkan diriku dan membuat malu keluargaku disaat orangtuaku mempercayakan dia menjagaku sebagai isterinya. Oh Tuhan apakah ini jawaban atas doaku selama ini? Kau mengembalikan dia Tuhan. Aku memaafkan atas segala yang pernah ia perbuat kepadaku. Tuhan tolong ampuni dia...rubahlah ia menjadi  lebih baik dari yang dulu. Aku percaya Tuhan juga Maha pemaaf. Aku membalas pesan singkat itu hanya dengan beberapa kata. “Aku masih menunggumu disini, dimana tempat kau meninggalkan aku dahulu”.
*          *          *          *          *
Pagi yang begitu cerah secerah hatiku, kedua orang tuaku juga merasakan hal yang serupa kami tidak sabar menunggu kehadirannya disini di kampungku Pengalengan. Pagi berganti siang dan senjapun perlahan masuk hingga akhirnya menutup cerahnya mentari, hingga akhirnya malam menjelang tak kutemukan jua sesosok manusia yang aku tunggu. Dan akhirnya aku melihat sesosok tubuh berdiri  di samping pohon jati di depan rumahku, aku melihatnya tertunduk dan sesekali melihat ke arah rumahku. Firasatku mengatakan itu dia Andi suamiku. Perlahan aku bangkit dari tempat dudukku dan menghampiri siapa gerangan manusia yang tertutup gelapnya malam yang hanya disinari oleh cahaya rembulan. Semakin dekat aku melangkah semakin jelas itu adalah Andi. Dengan rasa yang bercampur haru dan bahagia aku langsung memeluknya dan mendekap tubuh hangatnya dan kami berduapun terhanyut dalam suasana yang mengharu biru.

Dita  : “Apakah ini benar Andi? Suamiku..”
Andi : ”Benar dita, aku suamimu....maafkan aku.”

Semakin erat pelukan kami berdua, di bawah indahnya sinar rembulan. Akhirnya indah datang menjemputku dengan kebahagiaan yang akhirnya kumiliki utuh. Andi menceritakan alasannya kenapa ia meninggalkanku. Andi adalah anak Yatim Piatu kedua orang tuanya telah meninggal dan dia hidup dengan neneknya  di Bandung. Keseharian Andi, ia  bekerja  di percetakan  di Bandung. Dia sosok anak yang patuh pada neneknya, karena cuma neneknya yang ia punya. Aku mengenal Andi dikala SMA dan sampai akhirnya aku tamat dan kami berdua tidak meneruskan kebangku kuliah dikarenakan kami berdua memang tidak ingin kuliah. Yang ada di pikiran kami hanya bekerja dan mengumpulkan uang untuk segera menikah. Hingga akhirnya terjadilah hal yang tak terduga. Aku dan Andi melakukan kekhilafan, yang akhirnya membuat kami berdua harus segara dinikahkan. Mendengar hal itu nenek andi pun jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Andi merasa sangat bersalah kepada neneknya, karena cuma dialah orang tua yang selama ini merawatnya hingga ia menjadi manusia layak seperti sekarang ini. Andi depresi. Raut wajahnya selalu sendu dan hampa. Tiada lagi keceriaan yang selalu tampak di wajahnya.

Sebulan berlalu semenjak kepergian neneknya, keluargaku sudah kelimpungan mengurusi kami berdua, dan akhirnya kami naik kepelaminan. Dan pesta besar besaran pun terjadi 2 hari 2 malam di pesta pernikahanku. Ini adalah hadiah dari keluargaku untuk menghibur Andi dari kesedihannya. Dan orangtuaku tidak mempersalahkan atas kehamilanku yang terjadi diluar nikah. Pada waktu pernikahan usia kandunganku sudah 3 bulan. Aku adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Sebegitu meriahnya pesta kami tapi yang tampak di wajah andi hanya raut wajah yang muram dan sesekali tersenyum itupun terlihat jarang.

Sampai akhirnya malam kedua pesta berakhir, aku dan Andi hanya berdua dikamar, belum sempat aku melepaskan gaun pengantinku yang begitu ribet, Andi memelukku dengan erat sambil terisak tangis yang mendalam dia berbisik ditelingaku bahwa ia mencintaiku selamanya dan dia akan melaksanakan kewajibannya sebagai  kepala rumah tangga. Rasa yang kian merasuk membawa kami sampai kepada Malam pertama yang sering dikatakan kebanyakan orang apabila ada pengantin yang baru menikah. Aku merasakannya walaupun sebenarnya ini bukan malam pertama lagi bagiku tapi aku mensyukurinya karena aku melaksanakan tugas pertamaku sebagai seorang isteri untuk memenuhi kebutuhan rohani suamiku.
*         *         *        *        *       
Datanglah pagi itu, aku terhenyak dari tidurku dan aku meraba raba mencari keberadaan suamiku sambil mata terpejam, tapi tidak kutemukan sosoknya dan akhirnya aku terduduk dan memanggil namanya tetap saja tak ada. Aku bertanya kepada keluargaku mereka tidak melihat Andi. Aku panik dan akhirnya jatuh pingsan. Setelah aku tersadar dari pingsanku aku diberi sepucuk surat oleh ibuku, ibuku menemukan surat itu di bawah bantal suamiku.

Sayangku dita
Maaf kalau aku tidak bisa membahagiankanmu. Sekarang aku telah menjadi kepala rumah tangga. Dan aku harus memenuhi kebutuhan hidup kita dan keluarga kita nanti. Aku tak sanggup. Dan maaf aku telah membuat malu keluargamu.
Aku pergi. Jaga calon anak kita, jaga dia seperti kau menjagaku dahulu, sayangi dia melebihi sayangmu padaku. Kamu harus berjanji  kepadaku.
I  lov  u  dita................. selamanya I lov u ............ aku sayang kamu ...........

Serasa tersambar petir di pagi hari, tak kuasa aku mengalami hal ini. Aku hanya bisa berteriak histeris, tak bisa berpikir apapun. Hingga akhirnya aku jatuh pingsan kembali.

Ternyata selama  ini Andi pergi ke Jakarta mencari pekerjaan. Dia berusaha mengumpulkan uang dan bekerja di sebuah toko kain di Tanah abang. Aku tak memperdulikan itu semua, yang penting sekarang Andi telah kembali dan ia tak ingin pergi lagi.
*         *         *       *
Akhirnya kami memutuskan untuk pindah ke Bandung untuk terus melanjutkan hidup kami. Walaupun orang tua sedikit keberatan, tapi kami berdua tetap harus mandiri dan berusaha sendiri. Usia kandunganku kian bertambah sekarang sudah 6 bulan kurang lebih 3 bulan lagi aku akan melahirkan. Aku mengontrak 1 kamar untuk tempat tinggal kami di Bandung. Ada yang berubah dari Andi, wataknya sekarang lebih tempramental. Dia sering memukuli tanpa sebab. Dan setiap selesai berhubungan suami isteri aku di pukulinya. Bahkan pernah perutku ini di tunjang olehnya. Aku tak sanggup dengan perlakuan Andi kepadaku. Aku mencoba bertanya kepadanya kenapa dia berubah seperti ini, tapi dia tak menjawab dan sekarang malah dia pergi meninggalkanku kembali.  Aku tak bisa berbuat apa apa, orang tuaku tidak kuberitahu atas kejadian ini.

Sekarang aku hidup sebatang kara di kota sebesar ini, sementara itu untuk memenuhi kebutuhan aku sehari hari dan untuk  membayar uang kontrakan, aku bekerja  di salah satu diskotik di kota Bandung. Aku mempunyai kenalan namanya siska, dia bekerja di diskotik itu sebagai pramusaji. Aku mencoba menanyakan pekerjaan kepadanya. Awalnya dia menolak, karena melihat kondisiku yang sedang hamil. Tapi ternyata aku diperbolehkan kerja di diskotik itu sebagai pramusaji , aku sangat bahagia karena bisa mengumpulkan uang buat biaya persalinanku nanti.

Tak terasa kini kandunganku sudah menginjak usia 9 bulan. Terasa semakin berat saja perutku ini. Sampai sekarang aku tidak mendengar kabar suamiku. Malam itu begitu dingin buatku, dari pagi hari aku sudah merasakan perutku sakit dan mules akan tetapi aku membawakannya biasa saja. Aku hanya tidur dan sesekali terbangun karena sakit dan aku mondar mandir di dalam kamarku dan sesekali meringis kesakitan, aku pikir aku akan melahirkan. Aku membuka kotak kecil tempat menyimpan uangku hasil dari bekerja selama 3 bulan di diskotik itu. Alhamdulillah ternyata cukup buat biaya persalinanku, aku mengintip dari balik jendela ternyata di luar hujan sangat deras sekali. Malam ini aku izin tidak masuk kerja, karena kondisiku yang tidak memungkinkan. Aku tak kuat lagi menahan sakitnya perutku ini, lalu aku bergegas keluar dan tak satupun kendaraan yang kutemukan. Aku memberanikan diri berjalan di tengah hujan deras mencari rumah sakit yang bisa menolongku untuk melahirkan dan akhirnya kutemukan juga.

Dita: “suster....tolong saya suster...! saya tidak kuat lagi......
suster: “Aduh! Air ketuban ibu sudah pecah.....mari saya bantu.....dengan siapa ibu kemari? Dimana suami ibu....?

Suster itu terus bertanya kepadaku dan aku hanya terbata bata menjawabnya karena aku sudah tidak tahan dengan sakit ini. Aku di masukkan keruangan bersalin dan suster menyuruhku menunggu di ruangan itu, karena dokter sedang dalam perjalanan. Waktu menunjukkan pukul 02.00 pagi. Lagi lagi aku berteriak minta tolong, tapi tak ada  1 susterpun yang menolongku. Aku meringkuk di bawah tempat tidur dan mengerang kesakitan. Hingga akhirnya datanglah dokter itu.
Dokter: “ ibu!!!? kenapa ibu di bawah situ?! Suster!!! kenapa ibu ini di biarkan saja..?!”

Dokter itu mengangkat tubuhku keranjang persalinan dan dibantu oleh beberapa suster. Para suster itu menatapku sinis dan aku mendengar dari mulut mereka seraya berbisik “ Giliran enaknya aja mau! Giliran sakitnya minta tolong! Dasar!”. Aku tak mau ambil pusing akan omongan itu.  Dan akhirnya proses bersalin itu selesai. Anakku terlahir secara normal dan tidak ada cacat satupun ditubuhnya.

Tidak jauh dari ranjang bersalinku ada juga seorang wanita yang sedang berjuang untuk melahirkan anaknya, disampingnya dia ditemani oleh suaminya, tanganya di pegang erat oleh suaminya. Tanpa sadar aku langsung menangis, terharu melihat hal seperti itu. Terlihat raut wajah gembira dari mereka berdua. Aku mendengar suara adzan yang tak lain untuk mengadzani anak yang baru dilahirkan. Aku mencoba perlahan berdiri dan menggendong bayiku lalu menghampiri keluarga yang bahagia itu.

Dita: “ Maaf pak, bisa tolong mengadzankan anak saya......... dia belum di adzankan.,”

Mereka berdua tersenyum, tanpa banyak bertanya lalu suaminya mengadzankan anakku. Terimakasih yang Tuhan bayi ini terlahir dengan sehat. Walaupun tanpa seorang bapak. Aku yakin Engkau Maha Tahu dan Maha adil. Dan anak ini akan menjadi anak yang soleha seketika seruan adzan ini berkumandang ditelinganya.
*          *         *        *        *
Tiada kabar dari suamiku, bahkan sampai sekarang setelah anakku berumur 3 Tahun. Anakku sehat, badannya gemuk dan sehat dia juga sangat pintar dan lucu anakku aku namai Cheryl Aprilia. Terkadang dari mulut kecilnya menanyakan keberadaan bapaknya. Aku menjawabnya dengan tenang dan tersenyum “Bapak Cheryl udah meninggal”, mungkin itu jawaban yang lebih baik untuk anakku. Kehidupan baru kumulai untuk membiayai kehidupan sehari hari kami berdua, aku harus bekerja oleh sebab itu aku menitipkan anakku di Kampung dan aku bekerja kembali di Bandung dimana tempat aku bekerja dahulu. Banyak pria yang ingin mengisi hatiku tapi masih saja belum bisa aku mengisi hatiku kembali dengan cinta. Tapi hatiku lama lama luluh oleh seorang pemuda yang umurnya berbeda jauh denganku.

Kehidupan berlanjut dengan Abay kekasihku sekarang, kami berdua saling mengisi meskipun usia jauh lebih muda dariku. Dia dan keluarganya tidak mempersalahkan statusku yang seperti ini. Mereka menerimanya dengan lapang dada.

Aku tak ingin berjalan di panasnya bara, dimana engkau adalah bara yang dingin, tapi bara tetaplah bara yang hitam dan panas. Walaupun dingin tetap saja gelap. Awan mendung yang menyelimutiku dulu kini berubah perlahan terang walaupun terang itu masih semu kudapat. Tapi aku mensyukurinya. Aku berharap engkau akan hidup bahagia dengan orang lain, dan engkau harus tahu bahwa diriku tidak akan melupakanmu dari hidupku. Akan kukenang sampai aku terlahir kembali. Cinta sejati tak akan pernah pergi walau kita berusaha untuk mengusirnya. Pasti dia akan tetap ada dan bersemayam di tubuhku.

[BDO.010511.14:21]

Jumat, 25 Februari 2011

Memohon Cinta

Pagi itu, aku tersentak bangun dalam buaian tidurku, berat mataku ini untuk dipejamkan kembali. Dia kehilangan sesuatu yang ingin dilihatnya. Kupaksa untuk berdiri, walaupun tertatih, tapi aku tetap bergerak dan terus bergerak mengikuti langkahku...Jam 4 pagi saat itu, ku coba tuk membuka tirai kembali, Sejuknya Embun  pagi itu, tapi seakan dia tak ingin menyejukkanku, beningnya air dingin membasahi tubuhku, kubasuh kembali tubuh yang penuh peluh lelah ini. Dingin itu kian pergi dari hasrat ini, terus dan terus kubasuh. Kuusapkan dengan lembut dan perlahan keseluruh hamparan tubuhku.

Masih terasa ada yang hilang, masih merasa sesuatu telah jauh pergi meninggalkanku. Tersadar dari tidurku, ternyata semua itu hanya mimpi, namun terasa begitu nyata. Aku tersadar dia telah pergi, orang yang paling kusayangi telah jauh pergi meninggalkanku, Lembaran demi lembaran telah penuh terisi dengan kisah cerita kita. Satu persatu telah kutanggalkan hati ini dan kebentuk kembali demi cerita yang panjang ini. tanpa kau disisiku maka lembaran lembaran itu akan kosong. hati yang kutanggalkan takkan bisa ku bentuk kembali.

Kucoba untuk melupakan sejenak, tapi tak bisa. Ku coba untuk berpaling darimu tapi tak mampu. Satu malam terasa seribu masa hilang tanpa cerita kita berdua. Malam yang di penuhi dengan ketakutan dan kehampaan tiba tiba menyerangku, aku coba mencari keberadaannya, ku coba mencari tahu dimana dirinya tapi sia sia belaka. yang ada aku hanya menemukan kepesimisan dan ketakutan yang luar biasa, raga ini serasa telah pergi meninggalkan jasadnya hanya untuk mencari dirinya.

Malam berganti pagi, akhirnya ku menemukanmu dalam bayangku............
Terimakasih pagi....kau membawa cerahmu dalam hatiku.....
Selama matahari dan bulan masih mengitari bumi, maka selama itu pula aku mencintaimu dan takkan aku isi hatiku dengan yang lain...


Mdn. 26.02.2014 at 00.45 Am

Minggu, 13 Februari 2011

 Relung II
Kotak Cerita

Sepertinya aku sudah terlalu jauh. Aku sudah seperti menjadi sebuah kotak kecil yang menyimpan banyak hal dan menyimpan banyak rahasia di dalamnya, dan apabila kotak itu ku buka dan ku sebar luaskan maka akan fatal dan kacau akibatnya. Tapi biarlah aku tetap menjadi sebuah kotak yang tetap menyimpan semua cerita dan rahasia yang kalian punya. Karena aku tahu dan aku sadar karena kalian ada untukku dan kalian pernah menjadi bagian dalam hidupku, walaupun kutahu apa yang sedang kuhadapi dan apa yang sedang kujalani bersama kalian.

Bermula waktu itu, aku sudah jenuh dan capek atas diriku, mengapa aku sudah 2 bulan di kota ini, di kota yang orang sebut Kota Kembang, Varis Van Java dan segudang sebutan lainnya. Masih belum juga mendapatkan pekerjaan, aku bingung dan terus berpikir apa yang harus ku perbuat.

Aku menekan nomer rumah di Medan 061. 45593562 dan langsung terhubung dengan mama disana.     

aku: "Ma....! aku pulang aja dech ke rumah.......lebih enak
     disana!"

Tanpa menjawab salam dari mamaku aku langsung nyerocos.

Mamah: "Memangnya kenapa? nggak betah?, ato kamu ada buat salah
       di rumah paman udin?"
Aku: "Nggak ada mah!" cuma sebel aja disini, nggak betah!
     abisnya,katanya  aku  mau  di  kasi kerjaan ama paman,
     tapi buktinya mana? dah  lebih  dari 2 bulan aku disini,
     tapi kenyataannya beda!"
Mamah: "Ya sabar, mungkin memang belum ada, kalau abang mau
       cepat       kerja, cari aja sendiri....mungkin rejekinya
       bisa dapat..."

Akhirnya aku mendengarkan usulan mamaku. Sebenarnya aku sudah dicarikan kerjaan ama paman, yang pertama aku ditawarin kerjaan di bengkel perusahaan motor terbesar saat ini, tapi yang menjadi penghalang karena fisikku yang terlalu imoet dan kurang berdaging, walaupun aku dibilang orang manis...hehehehe "MODE JAIM ON". Dan juga jurusan aku IPS bukan IPA, sebenarnya nggak menjadi masalah kalo saja pamanku bisa menjamin aku pandai dan bisa bekerja. Tapi pamanku tidak memberikan aku pekerjaan itu. Sebel toh, tapi apa mau dikata.....jadinya tak bisa berkata kata.

Tadinya aku ditawarin kerja di hotel pamanku, pada saat dia mudik ke Medan, tapi alangkah malangnya nasibku, sesampainya aku di Bandung ternyata apa yang diomongin tidak sama dengan kenyataannya, hanya manis dimulut, bual belaka!. Alasannya klasik, mulai dari aku belum punya pengalaman di hotel Lah! Takut aku buat masalah dan menjelekkan citra pamanku yang katanya bos besar itulah! pokoknya banyak lagi, tapi yang lebih membuatku kesal, mengapa dia tidak langsung bicara 4 mata di depanku, mengapa harus ke yang lain dan mengapa tidak ngomong ke Mama. Kenapa ya? tapi aku tidak terpuruk sampai disitu, berkat pencerahan dari mamah melalui telp, maka aku langsung melaksanakan titahnya.Sebenarnya pamanku baik hati, tapi kalo masalah yang satu ini, susah dimengerti.

*   *   *   *   *

Paman Udin: "Kamu mau kemana? Kok pagi gini udah rapih aja?"
Aku: "Mau Cari kerja di Bandung, sebel pak ngganggur
     terus........nggak enak ama ibu endang (isteri paman),
     tiap hari kerjaannya makan tidur mulu..bisa - bisa
     tambah bantet aku entar."
Paman Udin: "Yaudah..... kalau gitu,  kamu  ikut  aja
            ama  paman kekantor.... tinggal kamu  pilih  aja 
            dimana kamu mau turun nantinya."

Akhirnya aku tidak menolak ajakan paman kepadaku, dan kami pun langsung cabut dari kediamannya. Aku meminta turun di Jl. Cicendo, dari situ aku berjalan menelusuri padatnya suasana kota Bandung, yang kulihat sepanjang jalan hanya bangunan Rumah Sakit Mata Cicendo, gedung pertemuan dan rumah dinas gubernur Jabar.

Pamanku itu sebenarnya tipikal orang yang baik, dan ramah, karena dia adalah seorang bos di kantornya, postur tubuhnya sih boleh di bilang cakep untuk ukuran om om, dengan kepala bak profesor nggak tau tu rambutnya sebahagian ilang entah kemana? tapi yang aku heran ampe sekarang, kenapa sih dia nggak mau memasukkan aku ke hotel tempat dia bernaung? sudah ah! EGP..

*   *   *   *   *
To be Countinued to relung III

Selasa, 25 Januari 2011

Surat Kecil Buat Tuhan


Bandung 25 January 2011

Dear God,

Tuhan..., Mengapa aku kau berikan hidup seperti ini? aku merasa Kau tak adil kepadaku, bukan merasa lagi, mungkin memang benar Kau tak adil kepadaku. Apakah aku layak dikatakan hidup? apakah memang ini jalanku untuk hidup di dunia? apakah ini pemberianmu? pantaskah aku dikatakan hidup atau pantaskah aku hidup di dunia ciptaanMu ini. Mengapa aku terlahir dengan kondisi seperti ini, terlahir sebagai manusia, bukan yang lain. dan kalau memang layak aku hidup didunia, jangan lahirkan aku sebagai manusia ya Tuhan..

Bukannya aku tak mensyukuri pemberianmu, tapi aku hanya bertanya dan mengungkapkan semua yang ingin ku sampaikan kepadamu Ya Tuhan, bahwasannya inilah aku, inilah hidupku, yang nyata nyatanya tak menampakkan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Aku tak tahu jadi apa aku kelak jika tanpa sinar yang menerangiku. Aku telah menemukan kebahagiaan walaupun bahagia itu menyakitkan...tapi aku mencoba mensyukurinya Tuhan. Terimakasih Engkau telah memberikan kebahagiaan walaupun nyatanya bahagia yang diberikan tak seindah keadaan. Tuhan...?? terlahir sebagai apakah aku ini? terbuat dari apakah aku ini?...

Aku hanya ingin membahagiakan orang yang kukasihi dan yang kusayangi tapi mengapa tak bisa dan mengapa tak boleh? apakah aku tak layak.....aku tukus Tuhan....aku tak mementingkan masa depanku bagaimana...dan harus gimana...yang aku lakukan hanyalah menjalani apa yang terjadi saat ini dan melakukan apa yang bisa ku lakukan saat ini...karena aku tau apa yang kulakukan pasti mencerminkan masa depanku, dan aku tak mau ambil pusing soal itu. toh pada akhirnya hanya Engkau yang menentukan. Takdirku tak bisa kurubah walaupun sekuat apa aku berusaha......semuanya Engkau yang mengatur dan Engkau yang berkuasa...

Mengapa tak kau ciptakan aku dengan fisik dan bathin yang sempurna? atau sekalian saja aku tak diciptakan? sehingga aku tak bisa dan tak pernah mencicipi kehidupan yang sekarang yang kujalani. Hidup ini hanya sekali Tuhan, kenapa tak kau berikan kesempatan untuk hidup dua kali kepada kami semua ciptaanMu? hingga kami bisa mengubah apa yang seharusnya kami ubah dan melakukan semuanya sesuai dengan kehendakMu. Tuhan...Dimanakah tempat sedamai surga? walau aku tak pernah tahu dimana surga itu dan seperti apa di dalamnya. Bisakah aku mencium bau surga itu jika aku Mati nanti? walau hanya menciumnya aku Bahagia...

Ya Tuhan, berat.....berat beban yang ku panggul sekarang, sehingga bahuku tak dapat lagi menahan beratnya beban ini. berilah sedikit jawaban atas Suratku KepadaMu ini.. aku tau Kau Maha Mendengar, Maha Besar, Maha mengetahui segala apa yang terjadi dan yang belum terjadi.

Tuhan..., Oh Tuhan...., sudah lelah aku berteriak dan percuma aku berteriak. Mengapa? tak kau berikan aku hanya 1 pilihan. Mengapa harus lebih dari itu yang ku dapat? Sudah Usang hati ini menahan panasnya bara. Sudah lapuk raga ini termakan usia. Sudah letih nyawa ini menanggung semua derita. Ingin ku sudahi hidupku ini Tuhan..tapi tak bisa. Kalaupun hidupku berakhir, aku ingin tetap berada disisi mereka orang - orang yang ku sayangi. Walaupun mereka tak melihatku, tapi aku bisa melihat mereka dan bisa berdoa walaupun aku tak tahu doaku dalam keheningan hampa. dan apakah doaku diminta oleh Mu.

Tuhan maafkan aku yang telah lancang mengirim surat ini untukMu, semoga Engkau dapat memahami semua apa yang sedang ku lakukan sekarang. Aku yakin Kau Maha Mengetahui..

Terimakasih Tuhan......

Tertanda
Hambamu yang Terpasung.....

Rabu, 19 Januari 2011

Sepenggal SayapKu....

Aku tak sanggup memikul beban ini
Beban yang membuatku menggila
Beban yang membuatku mati rasa

Telah kuselami palung terdalam di samudera luas
Tapi tak kutemukan tempat seperti surga
Tempat seperti keindahan 
Tempat yang penuh dengan kebahagiaan

Aku tak sanggup melihat sayapku yang patah
Sayapku yang kurajut helai demi helai.....patah begitu saja..
Melewati rentangan langit jingga di bawah tahtaNya

Bahkan aku tak bisa untuk melihatnya
Hanya sekedar memandang dari atas
Memandangnya dengan tulus walaupun menyakitkan..
Apakah tak ada lagi waktu buatku untuk mengenangmu?


Berikanlah aku sedikit waktu,
Hanya sekedar ingin tau bahwa kau bahagia..
Dan tak usah memandang aku bagaimana..
Aku pasti bahagia dalam relung cinta...
Sayapku...terbanglah kau walau tanpa kepakanku.....
Sayapku...kau diiringi malaikat cinta, yang siap menjagamu....
Aku bahagia dan selalu bahagia melihatmu...walau sebenarnya tak melihatmu...

Wahai sayap patah...damailah......dalam dekap sang cakrawala.....


MDN (26.02.2014)
01.00 Am
Titikuning

Rabu, 15 Desember 2010

THE LION DEN'S


Manifest 2
Check In Counter
Memuja Durian

"Kenapa Durian nggak bisa di bawa?!!" saya bukan teroris...Durian kan bukan BOM yang bisa meledak?!!!! saya tuntut kamu!!!.

Itulah salah satu celotehan penumpang yang tidak senang buah Duriannya tidak boleh dibawa naik pesawat. Pusing memang, terkadang menangani masalah seperti ini..terkadang penumpang tidak mau mengerti. Bahkan setelah diberikan penjelasan oleh staff check in counter, penumpang tersebut juga masih belum mau mengerti.

Kurcaci: "Maaf bapak..., kami tidak menerima bagasi dalam bentuk durian."
Raja    : " Lho..memangnya kenapa? nggak boleh?"
Kurcaci: "Durian boleh dibawa pak, tapi wanginya tidak boleh."
Raja    : " Apa pulak kau ini?! kau mau mempermainkan saya?!"
Kurcaci:" Bukan begitu pak, tapi begitu prosedurnya." Bapak harus mem packing sedemikian
              rupa, sampai bau durian itu tidak keluar lagi."

Dengan nada suara yang lantang dan sambil memukul meja. penumpang itu marah dengan ngebutnya tanpa koma..a i u e o.!! ini itu. akhirnya kurcaci itu mengeluarkan mantera pamungkasnya.
Kurcaci: "Begini saja pak, kalau bapak ingin menaikkan bagasi durian bapak, silahkan bapak
             packing sampai baunya tidak tercium lagi oleh saya. kenapa pak? bapak tau kenapa
             durian tidak boleh dibawa ke pesawat?."
Raja    : "Kenapa?! kamu mau melawan saya?! kamu nggak tau siapa saya?!" (sambil melotot)

Emang gua pikirin siapa lo? gua disini hanya menjelaskan! (dalam hati berbisik)

Kucaci: "Begini pak.. disini saya tidak melawan siapapun. termasuk bapak yang ada di depan
           saya.Durian itu tidak boleh masuk dalam bagasi pesawat karena baunya. karena tidak
           semua penumpang suka akan durian. pernah kejadian gara gara durian penumpang
           tidak jadi terbang, jadi disini saya harapkan kerjasamanya. kalau bapak ingin naik
           bagasi duriannya. maka bapak harus ikuti prosedur kami. begitu pak terimakasih."

Sebel gua...! pengen makan tu penumpang...!! tapi nggak boleh, kita harus profesional..!huuuu..!
Akhirnya penumpang itu menyerah juga karena saya hanya tersenyum dan tersenyum mendengarkan celotehannya dia.

Tapi sebenernya yang aku tau....sah sah aja bawa durian kepesawat. tapi ya itu tadi...semuanya ada peraturan dan prosedur yang harus dijalani. jadi kalo entar ada penumpang yang emosi gara gara durian....pasti itu itu aja yang gua bolak balikin katanya...capek sih, tapi udah kerjaan harus siap menalan pahit manisnya ocehan penumpang, yang penting tahan kuping aja.

Tunggu kisah seru selanjutnya.......di Manifest 3.....

Posted By 
Ahmad Syahputra Parinduri
Medan 22.19 
Thursday